Oleh : Mirza
2 bulan sudah sejak ivent internasional yang di
bangga-banggakan pemerintah kabupaten Parigi-Moutong ( selanjutnya di sebut Parimo ) yakni Sail Tomini telah terlaksana, namun
perubahan perubahan mendasar seperti yang di harapkan tak juga kunjung datang.
Jargon-Jargon tentang perbaikan nasib masyarakat pesisir pantai juga ikut
terkubur dengan anggaran yang begitu amat besar yang terbuang sia-sia tanpa ada
manfaatnya untuk rakyat secara keseluruhan. Kini yang tersisa dari ivent yang
katanya akan mengangkat nasib rakyat pesisir pantai tersebut hanya bangunan
fasilitas tempat pelaksanaan acara puncak sail tomini yang telah menelan biaya
sangat besar sementara tidak memberi manfaat bagi rakyat dalam memperbaiki
ekonomi dan penghidupannya.
Saya yang pada saat itu
mengorganisasikan diri bersama kawan-kawan yang juga masih perduli dengan
kondisi rakyat miskin Menyuarakan Penolakan terhadap ivent tersebut karna kami
menganggap ivent berskala international tersebut hanya menghamburkan anggaran
Negara serta kami tak melihat itikad dari pemerintah untuk benar-benar mau dan
serius untuk memperbaiki nasib rakyat miskin atau nasib rakyat yang tinggal di
pesisir pantai .yang kami lihat dari setiap item kegiatan saat itu hanya sebuah
politik pencitraan dari pemerintah serta budaya foya- yang di bungkus dengan
kemasan “perbaikan ekonomi rakyat miskin “
Menurut Pemerintah Kabupaten Parimo
pelaksanaan Ivent Sail Tomini yang acara puncaknya di laksanakan di parigi atau
lebih tepatnya di kayu bura membawa angin segar bagi rakyat khususnya
masyarakat pesisir pantai. pasalnya dalam kegiatan tersebut rakyat akan
mendapatkan pelayanan-pelayanan seperti : operasi bibir sumbing gratis serta
pengobatan gratis yang akan di laksanakan menjelang acara puncaknya dan
perbaikan fasilitas public seperti fasilitas jalan, fasilitas kesehatan, DLL.
Pertanyaan yang muncul di benak saya adalah, peratama : apakah kalau tidak ada
ivent bertaraf internasional itu tidak akan ada pula pengobatan atau operasi
bibir sumbing yang di laksanakan secara gratis serta perbaikan fasilitas public
seperti jalan, kesehatan dll untuk rakyat miskin seperti yang di canangkan
dalam kegiatan tersebut?.
Dalam satu kesempatan saya sempat
mendengar sebuah ucapan syukur dari bupati Parigi Moutong pada momentum hari
raya Kurban di desa tomini, ucapan syukur itu di sampaikan pada jamaah sholat
idul adha tentang tersuksesnya pelaksanaan sail tomini yang di laksanakan di
Parigi Moutong atau lebih tepatnya di kayu bura namun saya menganggap kegiatan
tersebut gagal total karna pasca kegiatan tersebut tidak ada data kongkret soal
perbaikan ekonomi ataupun program kongkret paska pelaksanaan sail terhadap
rakyat pesisir pantai serta rakyat miskin di parigi moutong.
1,3
triliun terkubur di kayu bura judul berita salah satu media online ini
menunjukan bahwa Sail Tomini Hanyalah ajang hambur-hambur duit Negara yang
sebenarnya jika duit sebesar itu di gunakan untuk perbaikan ekonomi rakyat
dengan jalur yang lebih kongkreet akan jauh lebih bermanfaat seperti
pengembangan usaha kecil menenah atau pelatihan keterampila rakyat guna
mengelola hasil alam di sekitarnya ketimbang di alokasikan untuk pelaksanaan
ivent sail tomini yang fiktif yang tak menguntungkan rakyat parigi moutong.
Rakyat miskin Parimo masih tetap
hidup dalam dukanya, duka hidup dalam kemiskinan, duka mlihat anaknya tidak
bisa mengakses pendidikan karna mahalnya
pendidikan. Sekali lagi dengan mengatasnamakan rakyat pemimpin-pemimpin zalim
itu berfoya foya dengan uang rakyat dengan berkedok kegiatan bertaraf
internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar